Entahlah bagaimana mereka membuat, sehingga yang terlihat seperti ini.
Dari sebuah cermin itu yang terlihat aku adalah seorang lelaki. Benar sekali aku laki-laki. Dari dua jendela dunia terlihat adalah laki-laki. Namun, sering kali berfikir, yang salah itu siapa, jendela duniakah atau cerminnya ???
Sudahlah.... ngapain juga mesti saya pikirkan matang-matang, toh pada dasarnya cermin yang belagu, tidak mau menampakan jikalau saya ini perempuan.
Nah loh kenapa menjadi perempuan? suara dari belakang yang terlihat di depan.
Eh.. aya aa geuningan sambil tersenyum. Begini kaka, kadang adikmu ini suka bertanya, kenapa cermin itu bisa menampakkan keadaan yang ada disekitarnya. coba kaka lihat, yang dilihat kaka pasti ada dua orang laki-laki, yang satu kucel dan pendek dan satu lagi kaka. emhh kelihatannya kaka itu putih dan tinggi, tapi jangan geer dulu ya kaka ini masih "kelihatannya". Dia tiba-tiba tertawa..
saat itu aku merasa heran, kenapa kakaku ini tiba-tiba ketawa. Aku fikir mungkin dia lupa meminum obatnya. Dari pada menjadi salah tafsir, lebih baik aku beranikan diri saja untuk bertanya.
"kaka kenapa tertawa?" selanjutnya dia menjawab "De, cermin yang ade lihat itu ialah saudara kembarmu.
semakin heran apa yang dia jawab, lantas aku bertanya kembali. "kaka, bukankah kaka yang hidup dahulu sebelum aku, tapi mamah lebih awal hidup dari kaka, setau ade mamah tidak pernah mengatakan kalau ade punya saudara kembar?" lalu dia menjawab "apa yang kamu lakukan disekitarnya, pasti sama apa yang ditunjukannya. Begitu pula jika ade berbicara di depan cermin itu, tapi sayangnya cerminnya cuman bisa memberikan gestur yang serupa dengan kamu. tuh lihat, tangan kaka pun sama mengarah ke depan, dan ade pun sama jeleknya seperti cermin itu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar