Senin, 21 Oktober 2013

Ki Sunda



Guna Raja tarékah retakeun bumi lamba
Ngala angenna harmoniskeun langit béntang
Ngiket kana asih, jauh tina humandeuar
Ngulas kalayan salah, animan kalayan nyaah.

Salira pinuh ku Hedap, isitna panutan kabéh manusa,
Rénghapkeun dasa prasanta
Nentremkeun kabéh alam

Imut emét leukeun paka pradana,
Rajeun emét morogol-rogol purusan ning sa,
Gapitan, cangcingan, langsitan, widagda
Pangimbuhin twah tina hiji nyawa.
Saréat mutlak Ki Sunda jadi manusa,
Saréat Raja ti Ki Sunda.

Minggu, 20 Oktober 2013

Sora Jero Kandang

Awi laleutik ngajejer ngurilingan awak.
Timiti luhur nepi ka handap.
belah kenca belah katuhu,
belah hareup belah tukang.
teu siga tangkal waringin nu biasa dicicingan.

ceuyah.. Ripuh.. caina saeutik
ceuyah... Ripuh... sikina saeutik
Ceuyah.. Ripuh... awina laleutik.

Har... asa model Uncal hirup teh.
luncat kadieu luncat kaditu
Har... asa kasiksa hirup teh,
sanajan parabna rea teu walakaya.

Kur.. Kur.. Weuu
Lain ku parab wae hirup teh
lain ku cai wae hirup teh
Ku tangkal uing bisa aya
Ku jangjang uing bisa dibawa
ngapung luhureun antene-antene imah
sabari ningali kaayaan jiga kumaha.

Kur.. kur.. weuu..
bener.. sajenis teu boga akal
bener.. sajenis ngan ukur pamatuk
Ngan.. ceuk saha teu bisa hohoetan
ceuk saha teu bisa gogorowokan

Dasar lain nu sajenis
moal ngarti kahayang uing
moal ngarti hartina kakalayangan
jeung moal ngarti sora jero kandang.

Minggu, 26 Mei 2013

Harus Bagaimana?

Semua berasal dari harapan yang belum aku katakan. Keinginan untuk mendapatkan seseorang yang peduli dan bisa memberi spirit untuk kehidupan masa depan. Memang salah aku pendam semuanya, namun aku coba untuk membuka perlahan. Namun, tetap saja susah sekali untuk mengatakannya. Siap terhadap pilihan, tapi aku belum siap untuk menentukan pilihan. Ini masalah hati, karena itu berharap seseorang disana yang aku harapkan keberadaannya turut menjadi saksi, bahwa aku mencintainya.
Yang menjadi persoalan adalah ketika saya harus menentukan kepada siapa pilihan ini jatuh. Aku tak bisa memerediksikan bahwa pilihan ini terbaik. Traumatis yang aku alami, membuatku merasa takut untuk pilihan ini. Memang betul, kita tidak pernah tahu apapun hasilnya jika kita belum mencobanya. Untuk itu mungkin saran dari orang bijak seperti itu, yang harus selalu aku ingat. Perubahan yang terjadi takkan mampu terlaksana hanya dengan berdiam saja.
aku tetaplah pada diriku, memikirkan yang seharusnya tidak aku fikirkan. Mengutarakan isi hati kepada seseorang dirasa menjadi hal yang sulit. Saya akui saya pecundang tapi aku mempunyai alasan, aku tahu mana yang tahu dan mana yang tidak tahu. Herannya aku selalu memilih dia yang tidak tahu, entahlah dia pura-pura tidak tahu atau dia benar-benar tidak tahu, yang jelas saya tahu maksudnya. 
Tidak ada komunikasi timbal-balik, ini adalah keraguanku. Memang orang berbeda-beda, hati mereka siapa yang tahu. Saya mengalami, merasa cuek padahal punya hati. Barangkali jika dia memang sepertiku, cuek tapi menyimpan hati, ya itu bagus buatku. Jadi aku cepat mengambil keputusan.  Tapi ya kembali kepada pokok permasalahannya, aku tak bisa mengutarakannya.
Dia ini adalah wanita. Cuek, polos dan rajin. Entah apa yang aku sukai dari dirinya, yang jelas aku melihat ada sesuatu yang berbeda. Dia cukup aneh, susah ditebak dan pandai menyimpan perasaan. Walaupun kenyataannya dia adalah wanita cengeng, apapun ia tulis, begitu juga dengan kesedihannya. Hampir setiap harinya aku sapa dia, ucapan selamat pagi – selamat tidur walau sesekali dia membalas sapaannya itu. ini yang membuat aku jatuh hati. Siapakah dia, itu yang selalu aku cari. Lewat akun twitternya, selalu saya bukan timelinenya. Ya seperti biasa, dia selalu buat aku bingung. Ingin saya sampaikan namun saya ini siapanya. Karena itu cukuplah kesabaran menjadi jalan terakhir. Dia memang pandai bersosialisasi, maka tak heran followernya seperti artist saja.
Namun jika saya membuka Obrolan, obrolan kami hanya sebatas sapaan, atau jika saling umpan balik itu pun membicarakan hal yang biasa saja. Garing ya bisa dikatakan begitu. Saya coba untuk mengajaknya pergi. Oke dia mau. Obrolan ketika kita ketemu, memang berbeda. Pada dasarnya aku adalah tipe pendengar, dan dia ternyata tipe banyak bicara. Namun, tidak ada kualitas komunikasi yang aku rasakan. Bukan kepada obrolannya, tetapi kepada pingpong kami. Aku kenalkan kepada teman, bahkan dia bilang “Labil”. Ya aku tahu dia memang labil, tapi itu tak menjadi persoalan.
Pernah sekali memutuskan untuk menghentikan semua ini, ya bagaimana lagi kalau hati tidak bisa dibohongi. Saya coba dekati beberapa wanita. Mereka nyambung, bahkan peduli. Kita terkadang saling sharing satu sama lain, mereka merasa nyaman begitu juga saya. Tapi tetap saja, saya selalu memikirkan dia.
Oleh karena itu, jika saya tak bisa bicarakan ini, maka saya akan tuliskan hal ini.

Cinta adalah hidup, saling memberi dan saling mengisi,
tidak ada keraguan, sesuatu yang menjadi cahaya.
Cinta adalah pakaian, Menjadi penghalang menutup kotoran,
Mengindahkan dan menyamankan hidup, Memesonakan hati dari pandangan.
Cinta adalah peti mati, sesuatu yang tidak bernyawa didalamnya,
teriringi dengan air mata, kehilangan menjadi kenyataannya.
Cinta adalah sebuah tanah, menumpuk dan menjempit keberadaan cinta,
tak ada penerang, hanya kenangan yang terbawa.
Cinta adalah patung,Tak bicara, tetap berdiri,
Keretakan menjadi jawaban dari cinta yang terpendam

Untuk Taman Ganesha, tempat pertama kita bicara.

Minggu, 13 Januari 2013

JIWA GARUDA

jiwa garuda di penjuru dunia
membentang bagai cakrawala
luas seluas samudra
dalam kegelapan nan gelap gulita

hai pemuda.....
taukah kau akan arti cakrawala
taukah kau akan arti samudra
itulah pancasila

Aku dan Asapku



Pagi ini muncul dari seperempat matahari yang membangunkan aku dari ketidaksadaran malam. Dengan membukakan mata sebagai penanda, pagi membawaku untuk hidup hari ini.  Ini merupakan hal yang buruk untuk sekarang, karena bagaimanapun seharusnya bukan pagi yang membangunkan aku, tapi microphonelah yang semestinya aku dengar lalu mencari air dan bersyukur atas nikmat hidup yang diberikan untuk hari ini. Walaupun begitu, tetaplah aku harus bersyukur kepadamu, karena dirimu masih bisa memberikan aku kesempatan, kesempatan untuk seraya mengabdi dan melakukan kebajikan, serta bersabar dalam kejadian yang akan menimpa.
Secangkir kopi dan dua batang rokok sebagai teman untuk pagi ini, salah satunya sudah habis saya hisap, sedangkan satu lagi masih tetap diam di atas meja. Artinya, saya masih punya satu batang rokok, tapi sayang kalau langsung aku hisap. Emhh,, tapi dia termasuk barang yang makruh, dan kata Ayah saya barang makruh itu mesti kita bakar. Kalo saya bakar, berarti tinggal menunggu waktu untuk jadi celacah, dan itu tidak bisa didaur ulang, kalau pun nanti ada yang mau mendaur ulang silahkan dengan satu syarat, biar saya yang menghisapnya.
Melirik ke arah samping kanan meja, di sana terdapat satu wadah sebagai penampungan hasil dari mulut yang monyong; asap yang pergi entah kemana; filter yang tidak terbakar menjadi kotoran; dan butiran celacah berwarna putih, terlihat kasar tapi kalo disentuh memberikan aroma yang tidak sedap. Emh... Seperti yang saya bilang, wadah itu berjarak sejengkal pergelangan tangan kananku dari mesin ketik ini. Jarak yang sangat ideal untuk berpacaran, tapi sayang apa mesti saya pacari wadah itu. Hah jangankan mau merayunya, mendekatinya pun tak sedap. Ternyata cukup cukup cukup bau....!!! Pantas saja orang menyebut perokok itu bau mulutnya. Waduhhh.. aku baru sadar. Anehnya sudah tahu perokok itu bau mulutnya ini masih ada aja orang yang mau dekat dengannya, malahan ada juga yang mau berpacaran dengan sang perokok... Inilah kehidupan, kadang hal yang kita tidak sukai dari sifatnya kita butuh dari Dzatnya...
Menjelang siang, saya masih memikirkan rokok itu. Menoleh sebentar, sambil aku tanyakan padanya.
“Heh Rokok... Aku sedang memikirkanmu! Apakah kamu memikirkan aku juga?”
Saya tunggu kali saja tahun 2013 penuh dengan keajaiban, keajaiban rokok bisa berbicara. Kalau sudah begitu nanti bisa terkenal. Seperti artis-artis dari youtube yang secepatnya melangit tak lama tenggelam ke dasar lautan. Sama seperti rokok yang sebelumnya sudah saya hisap, yang tersisa cuman celacah dan filter yang bengkok. Kemana dia pergi tidak tau, kenapa dia seperti itu pun kita tidak tau. Mitosnya merokok itu bisa mengakibatkan serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin, dan yang lainnya. Tapi itu buat yang sakit. Kalau yang belum sakit, merokok itu bisa memberikan udara yang tidak sedap, bau mulut dan filter yang bengkok berserta serpihan bubuk celacah yang harus dihindarkan dari berbagai udara maupun angin karena bakalan membuat mata merasa pedih dan hidung tiba-tiba tertutup.
Melihat sebentar,, mana suara dari rokok itu.. Lebih baik saya tanyakan kembali.
“Heh Rokok... Aku sedang memikirkanmu! Apakah kamu memikirkan aku juga?”
Emhh.. kata orang kalau kita inginkan sesuatu, maka kita harus pintar mencarinya dan pintar merayunya. Apakah perlu untuk saya merayu sebatang rokok.. ya sudahlah karena pada dasarnya aku inginkan jawaban darinya. Sebaiknya aku merayunya...
“Wahai wujud yang ringan, putihmu adalah dzatmu. Kau temani pagi, walau kau inginkan api. Bisakah kau jawab pertanyaanku ini? Berilah jawabanmu, dengan apa yang kamu bisa beri! aku di sini sedang menunggumu untuk katakan dan untuk menunjukan. Jika Engkau pun memikirkanku.”
Selalu diam, tidak bergerak walau pun ada getaran yang kecil dari tempatku mengetik. Memberi tekanan yang sedang dia pun tetap saja diam. Jika aku berikan angin akankah kau bergerak?..... Dan nampaknya tidak, mungkin kekuatan mulutku tidak sebanding dengan kipas angin. Berarti aku harus menjadi kipas angin. Oke saya akan lakukan itu... menarik nafas lalu meniupkan padanya.
Ya... engkau bergerak. Itu tandanya kau pun sedang mendengarkanku. Sekarang saatnya kau beri jawaban. Ayolah aku butuh jawabanmu....
Saya ambil sebatang rokok itu dengan dua jari. Saya tempatkan ia tepat dihadapan mulutku. Jika kamu tidak bisa memberikan jawaban, saya akan tunjukan api dihadapanmu. Jika kau pun tidak bisa memberikan jawaban, dengan sangat menyesal saya akan membakarmu.
Lalu kuletakan rokok itu dimulutku, dan kunyalakan api sebagai teman hidupmu. Saya menghisapnya, terus menghisapnya. Dia pun mengeluarkan asapnya. Saya lihat asap, dia mengudara sedangkan saya tetap disini, dia berubah wujud menjadi celacah sedangkan saya masih tetap seperti ini.
Tiba-tiba dia memberikan jawabannya dengan beberapa bentuk yang sudah terbakar.
“Hei kamu manusia,, lihatlah aku, aku terbakar saat ini, dan kamu seenaknya saja menyentuhku dengan mulutmu yang bau. Apa kamu tidak merasakan kesakitan yang aku jalani selama ini menjadi sebuah rokok. Sesungguhnya kamu itu hanya menyapaku karena sifatku yang mudah terbakar. Dan itu bukan untuk menikmatiku tapi hanya untuk menghabiskan waktumu dan melampiaskan nafsumu. Saya ingatkan kepadamu, sejenisku telah kau bakar, dan kau hanya menyimpannya, sedangkan kau tidak melihatnya betapa dia sakit karena ulahmu. Diluar sana mereka membakarku, sudah terbakar dan sudah tersisa mereka membuangnya dengan sangat gampangnya. Kau tahu, mereka tidak tahu kemana dia akan pergi, jika hujan mereka menjadi kotoran dan kau tahu itu, itu tidak membuat mereka nyaman. Jadi jangan salahkan saya jika kotamu nanti hancur karena sejenisku. Ukuranku kecil tapi aku bisa menenggelamkan kalian”
Tidak pernah disangka sebelumnya, dia memberikan jawaban seperti itu. Pada dasarnya pernyataanku cukup gampang untuk dijawab, tapi dia memberikan jawaban yang tidak disangka. Padahal sebelumnya aku memujinya. Memang betul ternyata sifatmu yang makruh itu harus dibakar.
“Ya sudah berarti saya akan hisap dirimu!”
“Silahkan!” dia berikan jawaban dengan asapnya.
Aku hisap dirinya, dan aku tiupkan ke arah gorden jendela. Gorden itu berwarna hijau. Konon katanya rokok itu suka dengan warna hijau. Timbullah berbagai asap yang tebal serta banyak yang menghiasi gorden itu dan tak lama kemudia lenyap. Pergi entah kemana?
Aku melihat asapnya, lalu dia menertawakanku sambil mengatakan hal yang tidak saya mengerti.
“Hahaha hei manusia, kau temukan aku dalam bungkusan, kau bakar aku, kau hisap lalu kau membuangnya. Lihatlah mejamu, sudah tidak ada lagi sejenisku, sekarang kamu mau apa lagi. Aku ingatkan padamu wahai manusia. Kau membeli aku di warung ataupun pertokoan, kau gunakan aku untuk sekedar menikmati obrolan bersama teman-teman, sedikit sekali kau gunakan aku dalam sebuah pengajian. Sekedar saran, cobalah kau simpan bungkusanmu itu dalam kotak yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak dan begitu pula jauhkan dari teman-teman. Aku sayang kalian, sayang uangmu untuk bertemu denganku. Sayang kalian karena tubuhmu bukan tempat hidupku. Sayang kalian karena aku bisa membunuhmu. Karena itulah sesekalilah kalian bertemu denganku, dan simpanlah aku. Jika kamu inginkan, aku bisa datang menemui dan itupun dengan syarat jangan terlalu banyak. Kalau kamu tidak percaya, sekarang coba tengok kembali dimana aku sebelumnya berada. Adakah saya sekarang? Kamu sekarang sendirian. Coba lihat juga kearah wadahmu. Itulah aku yang sudah kau hisap, itu bau dan sangat berbahaya. Cepatlah kau buang semuanya dalam tempat yang aman. Bakarlah kembali sehingga tidak tersisa.”
Ini sungguh menakjubkan, saat aku melihat asap dari rokok itu, diapun hilang entah kemana. Dan sekarang tinggal hisapan terakhir. Aku menikmati hisapan ini, sambil menghabiskan kopi.
Huuuuh.... selamat tinggal asap rokok, terimakasih untuk pagi sampai menjelang siang ini. Sampai bertemu kembali, jika aku mau bertemu, tapi mudah-mudahan aku tidak akan mau lagi bertemu kamu.

Jumat, 04 Januari 2013

Dariku UntukMu

Sentuhan lembut untuknya
Dari ujung rambut sampai ujung kakinya
Dari rutinitas yang selalu dijalani
Dari anak yang selalu berbakti

Nafas yang mendesah dari kelelahan dan kesabaran
Sesak berlabuh kepada tempat yang mengerikan
Perjuangan hidup yang tidak pernah diberhentikan
Sampai pada saatnya tiga tarikan nafas menuntun kepada keceriaan
Ceria untuk dirimu dan ketenangan untuk anakmu

Sang ceria tersenyum manis,
menandakan kesehatan itu ada
Sang anak memberikan kabar kebahagiaan
"Ibu sudah tidur"
Lalu...
Semua bersyukur walau tak lama terkejut

Ada titik dalam hidup
Ada harapan untuk kebahagiaan
Ada dirimu yang mendekat dan selalu dekat
Ada dirimu yang tak terlihat
Ada tangisan dari yang hilang
Ada kenangan yang harus disimpan
Ada kata dan kalimat yang dipanjatkan

Selamat jalan...
Selamat bertemu dengannya
Selamat bersama keceriaan,
selamat bersama taman yang indah.

Kamis, 03 Januari 2013

Terimakasih Tuhan, Alam dan Kalian

Hidup hari ini ialah penuh dengan cinta
cinta dari-Nya, cinta dari mereka, cinta dari Alam dan cinta dari para pekerja.
Yang pertama aku dapatkan ialah cinta dari Tuhan.
Anugrah cinta dari-Nya takkan pernah dapat terhitung.
salah satu diantaranya hari ini aku masih bisa melihat,
masih bisa bergerak dan masih bisa mengucap.
Yang ke dua, cinta aku dapatkan dari seorang ibu. Dia yang mengajak aku melihat, mengajak aku mendengar, dan mengajak aku bergerak. Membangunkanku untuk selalu bertemu dengannya, membangunkanku untuk selalu mengingatnya, dan memberikan hidangan sarapan di setiap harinya. saya yakin itu takkan pernah dijumpai oleh yang lain.
Yang ke tiga, cinta aku dapatkan dari keluarga. Kaka, teteh, berserta keluarga yang lainnya. saya rasa ini cinta, ketika aku di sini belum apa-apa, lalu dengan mendadak mereka mengajak bertamasya. Kalau ini bukan cinta mungkin aku tidak akan diajak untuk bertamasya.
Yang ke empat, aku dapati dari temanku, konon katanya namanya anan, selanjutnya punya inisial putri, lalu ditambahkan malu, kemudian ditambahkan nanda, ada yang terlewat huruf a, ya dia ananda, dan itu masih katanya, sedangkan aku belum percaya. Aku lihat username twitter putrianandas, huruf Snya saya belum tau. Bisa saja saya artikan S itu ya saya, atau Sumanto, Sumringah, Sule, tapi tidak mungkin dengan nama itu.. mungkin bisa saja huruf S itu singkatan dari Sejiwa, Seraga, Serasi tapi itu bukan kata aku, tapi temanku yang gendut dan lucu, walaupun itu pun masih katanya. emh... kita tulis kembali namanya putri ananda "s". Saya Suka Snya, Seperti Sapi yang baik untuk kesehatan, mau dagingnya atau susunya. Sudahlah saya ringkas kembali, dari cinta yang aku dapatkan ini bukan artian cinta dia terhadap ku sebagai kekasih, tapi mungkin sebagai teman sehidup.. hahaha ya tidak apa-apa mengakui, toh dia tidak akan tahu..
cinta yang aku dapatkan dari keempat ini ialah aku merasakan keceriaan, ketawa sepanjang jalan, dan ternyata kamu cukup  profesional untuk berprofesi sebagai pemain opera.. hihi aku bebas gini bicara, karena aku yakin dia tidak akan membaca, kalo pun dia membaca ya tidak apa-apa, toh dia sendiri yang ngomong kalo aku ini "ada-ada aja...." pengennya aku jawab, "iya memang aku ada-ada aja" tapi jangan itu, kelihatannya pasrah, rubah dikit menjadi "iya, memang aku ada"
emhh... aneh sekali tulisan ini ngedadak jadi ngawur gini.. (Oke, go to major problem)
sepertinya sudah aku tulis tentangnya, nanti saja biar cintanya yang penuhi tulisan ini...
Yang ke Lima, cinta aku dapatkan dari ribuan orang... mereka berenang bersama anak-anak mereka, sesekali menenggelamkan anaknya, dengan tujuan yang baik agar bisa berenang.. itu yang aku lihat..
namun kebanyakan semua bukan ahlinya, mereka tau akan bahaaya air, ini malah mereka menyuruh anak kecil 50 cm bermain dengan air, dengan kedalaman 75 cm. ya itu cukup gila, kalo udah kelelep ya itu orang tua pun kalap juga. tapi yang aku lihat bukan kelelepnya, namun dilihat dari upaya mereka memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Ortu selalu menginginkan mereka menjadi yang terbaik, tapi kebanyakan ortu kurang tau upaya yang terbaik.. itulah cinta yang tidak dapat terhitung jumlahnya.
Yang ke enam aku dapati cinta dari alam, kalo alam tidak cinta terhadap ku.. mungkin sekarang aku tidak akan bisa menulis tulisan yang ngaco ini. kemungkinan aku diam di kamar mayat, dengan luka-luka yang terbakar, sedangkan cerita hari ini cuman ditulis lewat tangisan, dan itu takkan terlihat oleh mata telanjang, karena rohku yang menangis.
oleh karena itu, setidaknya aku berterimakasih untuk semuanya, terutama Tuhan dan Alam, karena bagaimanapun Tuhan dan Alam sedang bersahabat dengan keceriaan,,

"selalu tanpa dipikirkan, kesemuanya apa yang ada dalam otakku"

Rabu, 02 Januari 2013

Surat Surya

Aku tetap menjadi Surya
Bola Langit tanpaMu
Gersang dan kuat menahan dahaga.
Jika menginginkan,
Aku hanya mengingatkan.

Akui saja kamu takkan bisa penuhi dahagaku
Akui saja kamu keringat yang tidak cukup untuk saya minum
Akui saja kamu kerangka yang tidak bisa terkubur
Bukan pula tulang yang empuk

Kamu telah melihatnya...
Dia tak cukup kuat
Pahamilah oleh Mu
Cukup Dia sebagai motorikmu

Aku tak menginginkan yang lain
Aku tak butuh pijakan dari jiwa yang rapuh.

I'm sorry if can't replace you. 

Selasa, 01 Januari 2013

tanda titik dua kutip satu dan tutup kurung

Aku kira ini masih mimpi...
menjadi kenangan menjadi tangisan...
Dulu pergi bersama, sekarag pergi sendiri...
Telepon rumah dan handphone pun mulai sepi berdering...

Aku kira ini masih mimpi...
Rumah terasa sepi...
Sofa pun mulai sendiri...
Tepat di sini, kita bercerita...
tepat di sini, kita berduka...

Aku kira ini masih mimpi...
cerita bunda tentangnya
cerita paman tentangnya
cerita keluarga tentangnya
ceritaku tentang mu..

aku kira, aku bermimpi
aku rasa, ini akhir cerita